Senin, 10 Agustus 2009

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA

A.Sejarah, Manfaat dan Prospek Tanaman Kelapa
1. Sejarah Tanaman Kelapa
Tanaman kelapa berasal dari kawasan kepulauan Pasifik, yaitu dari Amerika Selatan hingga Asia Tenggara. Kelapa merupakan tanaman daerah tropis yang telah tersebar luas di dunia. Di Indonesia, industri perkebunan kelapa dimulai sejak tahun 1880. Pada saat itu, sentra produksi kelapa dilakukan untuk ekspor keluar negeri.

2. Manfaat Tanaman Kelapa
Kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang bermanfaat karena semua bagian tanaman dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagian kelapa yang dapat digunakan meliputi daging buah, serabut, tempurung, dan kayu kelapa. Secara tradisional, penggunaan produk kelapa adalah untuk konsumsi segar, dibuat kopra atau minyak kelapa dan untuk bahan bangunan. Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang dan dukungan pasar, produk turunan kelapa semakin banyak diproduksi, sebagai contoh adalah coconut milk, arang aktif dan pulp.

3. Prospek Tanaman Kelapa
Produktivitas tanaman kelapa mencapai 0,8-1,2 ton kopra tiap hektar dan masih dapat ditingkatkan menjadi 1,5 ton kopra. Selain itu, potensi kayu kelapa yang dapat dihasilkan sebesar 200 juta m3. Berdasarkan potensi tersebut maka pengembangan agribisnis kelapa dilakukan dengan memperluas area industri pengolahan buah dan kayu kelapa di berbagai wilayah di Indonesia. Industri produk kelapa untuk ekspor cenderung mengalami peningkatan sebesar 7,8–9 % tiap tahunnya.
Pada tingkat rumah tangga, usaha tani kelapa dapat memberikan penghasilan kotor sekitar Rp. 1,7 juta per hektar tiap tahun dan bersama dengan masyarakat berperan meningkatkan daya beli produk industri kelapa. Dalam konteks ketahanan pangan, kontribusi kelapa tercermin dari besarnya persentase konsumsi domestik yang mencapai 50-60% dari produksi dalam bentuk konsumsi kelapa segar dan minyak goreng.


B. Budidaya Tanaman Kelapa
1.Klasifikasi Tanaman Kelapa
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Phylum : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Familia : Aracaceae / Palmae
Sub familia : Cocoideae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera

2.Botani Tanaman Kelapa
a. Akar
Tanaman kelapa berakar serabut. Sebagian akar serabut tumbuh mendatar pada permukaan tanah dan bagian akar yang lain tumbuh ke dalam tanah. Akar yang tumbuh ke dalam tanah lebih pendek karena tidak mampu menembus lapisan tanah yang keras dan akan berhenti memanjang apabila sampai pada permukaan air tanah. Pada bagian ujung akar tidak terdapat akar rambut. Fungsi akar rambut digantikan oleh bagian akar berdinding lunak di belakang tudung akar yang berfungsi mengabsorbsi unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pada permukaan terdapat bagian berwarna putih yang berfungsi mengatur pernafasan akar (pneumatophora). Disamping itu, terdapat akar adventif yang muncul dari pangkal batang, apabila masuk ke dalam tanah berfungsi sebagai akar biasa.


b. Batang
Batang tumbuh ke atas dan tidak bercabang karena memiliki satu titik tumbuh yang terletak pada ujung batang. Tanaman kelapa tidak memiliki kambium sehingga tidak memiliki pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan batang terjadi secara bertahap, daun berukuran besar dan lebar tumbuh pada ujung batang sedangkan kerangka bunga keluar dari ketiak daun. Batang yang sebenarnya dari tanaman kelapa akan terlihat jelas apabila pohon telah berumur 3-4 tahun. Pada saat itu, bagian pangkal batang mencapai ukuran besar dan tebal yang tetap dengan diameter berkisar antara 30-40 cm.
c. Daun
Daun pada tanaman kelapa yang masih muda terbentuk sebanyak 4-6 helai dan tersusun saling menutup menyerupai selubung yang runcing. Setelah itu, tumbuh 4-6 helai daun baru yang berukuran lebih besar dari daun yang terbentuk pertama kali dan sudah disusun terlepas satu dengan yang lain. Daun akan menyirip secara bertahap dimulai dari pangkal helai daun menuju ujung. Daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman.
d. Bunga
Bunga pada tanaman kelapa di bagian luar diselubungi oleh kulit manggar. Pada pangkal cabang tumbuh bunga betina diikuti bunga jantan sampai ke ujung tangkai dan keduanya duduk melekat pada cabang. Bunga betina memiliki ukuran lebih besar, kelopak bunga tebal dan lebar membungkus hampir seluruh bagian yang lain. Bunga betina pada tanaman kelapa dapat dibuahi sekitar 3-4 minggu setelah manggar membuka.
e. Buah
Bunga yang telah dibuahi akan tumbuh menjadi buah. Setengah hingga tiga perempat dari total jumlah buah yang terbentuk akan rontok karena persaingan nutrisi. Peristiwa ini berlangsung selama 2 bulan dan sisanya dapat tumbuh hingga tua. Pertumbuhan buah melalui tiga fase, yaitu :


1). Fase pertama
Fase pertama berlangsung selama 4-6 bulan. Pada fase ini bagian tempurung dan sabut hanya membesar dan masih lunak. Lubang embrio juga ikut membesar dan berisi air.
2). Fase kedua
Fase kedua berlangsung 2-3 bulan. Pada fase ini bagian tempurung menebal tetapi belum sepenuhnya keras.
3). Fase ketiga
Pada fase ini endosperm berada dalam masa pembentukan, yang dimulai dari pangkal buah menuju ke ujung. Pada bagian pangkal mulai tampak terbentuk lembaga. Warna tempurung berubah dari putih menjadi cokelat kehitaman dan bertambah keras.

3.Budidaya Tanaman Kelapa
a. Faktor Lingkungan
1). Sinar matahari
Lama penyinaran optimum yang diperlukan kelapa antara 5-7 jam setiap hari. Batas minimum kebutuhan sinar adalah 120 jam per bulan. Lama penyinaran berpengaruh terhadap pembungaan. Pada musim panas (Mei-Agustus) pembungaan lebih banyak terjadi dibandingkan pada musim basah (Oktober-Maret).
2). Temperatur
Tanaman kelapa memerlukan hawa panas tanpa perbedaan suhu maksimum dan minimum yang drastis. Temperatur optimum adalah 27˚C dengan rata-rata variasi temperatur harian antara 5˚C dan 7˚C. Perbedaan rata-rata temperatur tersebut umumnya terjadi di daerah pesisir pantai sehingga pada umumnya sentra produksi kelapa di Indonesia berada di pesisir pantai.
3). Air
Curah hujan optimum yang diperlukan antara 1300-2300 mm per tahun. Pada curah hujan yang lebih tinggi, hingga 3800 mm, tanaman masih toleran asal drainase baik, namun pada curah hujan tinggi diperkirakan tanaman kekurangan sinar matahari.

4). Unsur hara
Tanaman kelapa dapat tumbuh baik pada tanah berpasir, tanah alluvial dan laterit dengan drainase dan aerasi yang baik dan pH sekitar 5,2-8,0. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman kelapa adalah kalium, nitrogen dan phosfat.

b. Aspek Budidaya
1). Pemilihan benih
Benih dipilih dari tanaman induk berkualitas baik dengan ciri buah berumur sekitar 12-14 bulan, bebas hama dan penyakit, bulat atau agak lonjong, keadaan kulit buah baik, kulit sudah menjadi kering sekitar 50% dan apabila diguncang terdengar bunyi air yang cukup nyaring. Benih disimpan pada suhu 25-27˚C dan ditumpuk secara piramidal dengan tinggi maksimum 1 meter untuk menjaga sirkulasi udara yang lancar. Agar benih tetap segar dan terhindar dari hama, dilakukan penyiraman setiap dua hari dan penyemprotan fungisida atau insektisida dengan konsentrasi rendah setiap minggu.
2). Persemaian dan pembibitan
Dilakukan penyayatan sabut buah untuk mempermudah peresapan air ke dalam benih dengan cara menyayat tonjolan sabut yang berhadapan dengan sisi terlebar di atas lembaga atau tangkai buah sepanjang 5 cm. Penyemaian benih dengan bidang sayatan menghadap ke atas dan sekitar 2/3 bagian buah terendam di dalam tanah. Benih akan tumbuh menjadi bibit dengan panjang tunas 3-5 cm sekitar dua minggu setelah disemaikan kemudian dipindahkan ke tempat pembibitan. Pembibitan dapat dilakukan dengan menggunakan polybag berukuran 40 cm x 50 cm dan tebal 0,2 mm yang telah dilubangi atau ditanam di lahan dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm.
3). Persiapan lahan
Lahan diolah, dibersihkan dari semak dan rumput liar. Dibuat lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x 60 cm, tanah galian dipisahkan antara lapisan atas dan bawah. Dua minggu sebelum tanam, tanah lapisan bawah dicampur pupuk dasar (TSP atau SP-36) atau atau fosfat alam dan pupuk kandang.


4). Penanaman
Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan kantong plastik terbuka tanpa merusak tanah. Bibit yang berasal dari pembibitan menggunakan lahan ditanam dengan tanah yang menutupi akar. Penanaman dilakukan dengan posisi bibit tegak lurus di tengah lubang tanam dan pangkal batang tepat di permukaan tanah. Lubang ditimbun dengan tanah lapisan atas dahulu lalu dipadatkan.
5). Pemeliharaan Tanaman
a). Pemupukan, dilakukan pada bulan pertama menggunakan urea atau pupuk kandang,. Setelah 1 tahun, pemupukan dilakukan 2 kali, yaitu pada awal dan akhir musim penghujan.
b). Penyiangan gulma, dilakukan 1 bulan sekali.
c). Penyulaman, dilakukan pada umur satu tahun.
d). Pengairan, dilakukan 2 kali seminggu pada stadia pertumbuhan 3 tahun pertama.
e). Pengendalian hama penyakit. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa serta cara pengendaliannya disajikan dalam Tabel 1. Pengendalian hama penyakit dilakukan secara terpadu, cara dan bahan yang digunakan relatif aman untuk lingkungan. Pengendalian dapat dilakukan secara manual dengan memotong bagian tumbuhan yang terkena hama penyakit, biologis menggunakan predator atau kimia menggunakan insektisida dan fungisida .

Tabel 1. Hama dan penyakit pada tanaman kelapa dan cara pengendaliannya
Hama / Penyakit
Jenis
Gejala
Hama
Sexava
(Sexava nubila)
Daun rusak, pada stadium yang lebih berat buah muda akan berguguran
Kumbang brontispa
Daun pucuk terlipat, berwarna merah keco kelatan dan kering, buah gugur dan tanaman mati
Ngengat Artona catoxantha L.
Pada daun terdapat garis-garis, daun tua ber
warna merah kecokelatan, daun terpotong, buah muda gugur


Tabel 1. Lanjutan
Hama / Penyakit
Jenis
Gejala
Penyakit
Busuk pucuk
Pembusukan di bagian pucuk dengan bau menyengat, daun kuning dan patah pada pangkal, tanaman menjadi gundul hanya tersisa batang
Busuk kering pucuk
(dry bud rot)
Daun muda terdapat bercak cokelat muda yang mengering
Gugur buah
Buah yang setengah masak berguguran dalam jumlah banyak

6. Panen
Pemanenan dilakukan berdasarkan kegunaannya. Apabila akan dikonsumsi dalam bentuk kelapa muda waktu pemanenan berbeda dengan konsumsi saat tua.

* Studi Kasus
Mengapa konsumsi minyak kelapa lebih rendah dibandingkan minyak kelapa sawit?
Jawab : berkaitan dengan kandungan minyak kelapa sawit → minyak kelapa sawit mengandung vitamin A dan memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan minyak kelapa

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa. www.pustaka-deptan.go.id/publication. (diakses 26 April 2007)

Sadjad, S. 1995. Empat Belas Tanaman Perkebunan Untuk Agro-Industri. Balai Pustaka. Jakarta. 154 hal

Sukamto, I.T.N. 2001. Upaya Meningkatkan Produksi Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal

Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 318 hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar